Rabu, 04 Januari 2017

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PENELITI

Assalamu’alaikum Wr. Wb… Manusia yang diciptakan oleh Allah, memang sudah diakrabkan dengan kegiatan penelitian maupun meneliti. Dalam konteks kehidupan, manusia memang sering meneliti sesuatu untuk mendapat kepastian. Meneliti oleh manusia memang sudah manusiawi guna mengisi keinginannya untuk mencari tahu suatu hal ataupun menyingkap permasalahan tersebut. Dalam surah Al-Alaq ayat 5 dan 6 ditegaskan kepada manusia untuk membaca, memeriksa, meneliti, menjelaskan, serta menguraikan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Dan semua kegiatan yang kita lakukan atau kerjakan haruslah diawali dengan membaca Basmallah. Karena dengan menyebut nama Allah, semua hal positif yang kita kerjakan akan bernilai dihadapan Allah. Dan apabila semua tidak diawali dengan menyebut nama Allah, maka sia-sia lah pekerjaan itu. Karena hanya akan bernilai sama dengan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak beriman. Kemudian dalam ayat itu pula Allah menegaskan bahwa Allah akan memberikan ilmu kepada manusia jika manusia itu membaca karena memang itulah janji Allah.  Dalam hal ini membaca juga memiliki maksud yakni diantaranya ilmu yang Allah janjikan. Karena membaca adalah kunci utama dalam mendapatkan ilmu. Seperti kata mutiara yang sering kita dengar bahwa buku adalah jendela dunia. Yang sebenarnya dimaksudkan agar kita rajin-rajinlah membaca agar ilmu kita semakin luas.

Tetapi Allah juga menegaskan bahwa ilmu yang diturunkan kepada manusia adalah sebagian kecil dari ilmu yang dimiliki Allah. Ilmu Allah diibaratkan bagaikan ilmu yang jika ditulis dengan tujuh samudra di bumi ini sebagai tinta, dan ranting-ranting di seluruh dunia sebagai penanya, maka itu tidaklah cukup untuk menulis ilmu yang Allah miliki. Sehingga, salah apabila meyakini AlQuran sebagai isi dari seluruh ilmu Allah. Tetapi AlQuran merupakan isi dari sebagian kecil ilmu yang Allah turunkan atau Allah karuniakan kepada manusia. Dalam mencari ilmu inilah manusia zaman sekarang harus membuktikan semuanya secara empirik sehingga memerlukan sebuah penelitian. Seperti misalnya manfaat sholat yang sudah pernah diteliti dan dibuktikan dengan manfaat yang didapat seperti kebugaran dan kesehatan baik jasmani maupun rohani. Untuk memperoleh bukti tersebut, maka manusia akan melakukan penelitian kemudian dibagikan kepada khalayak guna menyebarkan informasi. Apabila tidak ada penelitian dan penyebaran informasi, mungkin selamanya kita tidak akan mengetahuinya. Dan juga beberapa penelitian yang sebenarnya dilakukan untuk membuktikan apa yang terdapat atau disebutkan dalam AlQuran sampai semuanya terbukti baru manusia akan percaya. Maka dari itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk peneliti.
Jadi sekiranya seperti itulah penjabaran manusia sebagai makhluk peneliti. Kita yang dipercaya oleh Allah untuk meneliti, sekiranya bisa menjalankannya dengan baik. Terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr.Wb…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar